Satu Suara untuk Indonesia

Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 sudah terlaksana dengan damai dan aman meski ada beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang viral atas kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi. Perlu di ketahui pemilu tahun 2024 untuk calon presiden terdapat 3 calon yang sangat bagus dengan visi misi nya masing-masing. Ketiga calon presiden tersebut ialah pasangan nomor urut 01 (Anies Rasyid Baswedan yang berdampingan dengan Muhaimin Iskandar ), pasangan nomor urut 02 (Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka) dan pasangan nomor urut 03 (Ganjar Pranowo dan Mahfud MD).

Dalam catatan ini, saya ingin sedikit berbagi mengenai pengalaman dan pemikiran saya dalam mengikuti proses demokrasi di Indonesia. Terlahir dari orang biasa yang alhamdulillah diberikan banyak kesempatan dalam berjumpa orang-orang hebat dibidang politik. Setiap orang memiliki kepentingan masing-masing dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Kepentingan tersebut tentu bertujuan untuk menjadi manfaat bagi orang banyak. Kepentingan-kepentingan tersebut terkolektif untuk kemajuan suatu negara yang bersistem demokrasi, sehingga dalam pikiran saya yang awam hal tersebut terlahirlah istilah politik.

Politik sendiri berasal dari bahasa yunani Polis yang memiliki arti suatu kota yang memiliki negara kota atau city states. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), politik memiliki arti suatu pengetahuan ketatanegaraan atau kenegaraan. Bersumber dari dua pengertian tersebut, penulis mensempitkan pengertian politik dengan istilah cara pandang seseorang dalam menentukan keputusan dalam kehidupan berkelompok. Tiap individu berhak memiliki gaya politiknya masing-masing. Nah pada kesempatan ini saya bercerita kepada pembaca tentang gaya politik yang saya pegang selama mengikuti kontestasi perpolitikan di Indonesia.

Saat KPU mengumumkan calon presiden dan wakil presiden secara resmi, saya tidak minat untuk membahas semua kandidatnya bahkan untuk memilihnya pun sudah tidak bersemangat. Dengan berjalannya waktu saya memiliki pandangan bahwa seburuk-buruknya orang ada nilai baiknya. Pandangan saya terhadap semua calon memiliki rekam jejak yang kurang baik untuk saya pilih.

Akhirnya saat masa kampanye, saya mendapatkan banyak informasi untuk ketiga calon tersebut. Penulis memutuskan untuk berlabuh pada salahsatu pasangan calon yang penulis yakini lebih baik dari yang pasangan calon lainnya. Penulis tidak ragu untuk meyakininya karena para guru penulis pun memberikan informasi yang detail dari ketiga calon tersebut tanpa menjelek-jelekkan pasangan lain dan mengagungkan pasangan yang dipilihnya. Bagi penulis satu suara untuk indonesia bisa ditentukan saat hadir dan ikut meramaikan kontestasi politik di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada tanggal 14 Februari 2024.

Saat hasil hitung cepat, apa yang saya yakini tersebut, ternyata tidak unggul. Penulis pun teringat dengan ucapan sang guru, bahwa pilihan kita tidak harus menang, yang penting sudah berusaha dan memilihnya. Untuk urusan menang maupun tidak, serahkan saja kepada sang Maha Kuasa. Berangkat dari hal tersebut, penulis pasrahkan hasil hitung cepat untuk sang pemenang. Penulis pun tidak merasa kalah dengan hasil tersebut, melainkan bangga sudah memilih orang yang tepat.

Pemilu sudah usai, yuk kita jaga kembali persatuan. Beda pilihan tidak menjadi penghalang untuk memajukan bangsa ini. Mari kita majukan bangsa Indonesia dengan berbuat baik kepada sesama. Dengan berbuat baik kepada sesama, maka kita sudah melaksanakan nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila. Beda pandangan politik jangan sampai menghalagi kita untuk berbuat baik. Mari kita bersama-sama untuk Indonesia lebih baik lagi.

Selamat kepada Pak Prabowo dan Mas Gibran selaku presiden terpilih menurut hasil hitung cepat. Hasil resmi akan di umumkan oleh KPU paling lambat pada tanggal 20 maret 2024. Informasi untuk hasil hitung cepat versi kpu bisa di akses melalui link https://pemilu2024.kpu.go.id/

berikut moment-moment penulis hadir dan memberikan suaranya untuk Indonesia lebih baik.